Kamis, 12 November 2015

ESSAY PKnH

Tidak ada komentar:


STRATEGI PENGENTASAN DEMORALISASI PADA GENERASI MUDA INDONESIA
Winda Julia Nesath

Era modern dewasa ini ditandai dengan berbagai pergeseran penerapan norma dan nilai-nilai yang merombak moral generasi muda Indonesia. Keadaan ini memberikan pengaruh bersama dan akibat bersama dalam masyarakat secara mengagetkan, inilah yang kemudian menimbulkan
perubahan kualitas masyarakat. Perubahan tersebut sampai mengarah kepada perubahan mentalitas. Khususnya di kalangan generasi muda yang secara sadar telah terlihat adanya kemerosotan nilai dan kecendrungan-kecendrungan pada aspek dan budaya tertentu. Sangat disayangkan, era modern hanya ditandai dengan gaya hidup yang serba hedonisme dan budaya glamour yang dianggapnya paling baik. Perubahan kondisi yang seperti ini juga berimbas terhadap turunnya mental dan potensi generasi muda. Gejalanya dapat dilihat dari pesimisme generasi muda baik dalam mengeluarkan ide ataupun dalam menyikapi perubahan sosial.
Sesuatu yang berkualitas sangat disayangkan apabila kualitasnya turun, mendalami proses degradasi moral dewasa ini, seringkali kita disuguhkan dengan berbagai penyimpangan norma-norma sosial yang sebenarnya telah disosialisasikan sejak dini. Demoralisasi pada remaja bukan hanya mengakibatkan konsekuensi parsial, namun semua bagian dari sasaran penegak norma juga mendapat cipratan negatifnya. Pemuda sebagai gambaran bangsa sangat memiliki arti penting bagi perkembangan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, citra positif bagi generasi remaja Indonesia perlu dibentuk sedini mungkin dengan pondasi kepribadian yang bermoral.

Pengaruh Terjadinya Demoralisasi
            Bukankah sudah tidak diragukan lagi bahwa masa muda adalah puncak energik, vitalitas dan semangat dalam jenjang usia manusia?. Mereka ibarat pedang yang tajam; jadi potensi atau jadi masalah. Pemuda bisa menjadi potensi yang sangat menjanjikan bila dibimbing dan diarahkan secara baik oleh keluarga, sekolah ataupun masyarakatnya. Sebaliknya bisa menjadi masalah besar sekaligus sebagai senjata pembunuh bagi kedamaian, kesejahteraan dan ketentraman masyarakat. Jika tidak dibimbing dan diarahkan secara baik.
Perkembangan kondisi remaja yang tidak mengarah kepada visi remaja yang progresif telah disayangkan oleh berbagai pihak, mulai dari orang tua mereka sendiri hingga pemerintah. Mereka merasa tidak puas dengan bimbingan dan peraturan norma yang telah dicanangkan. Inilah sebabnya masalah kepribadian menjadi begitu signifikan terhadap perkembangan bangsa. Meski masyarakat mengetahui pasti bahwa pola selektif pribadi masing-masing individu yang berbeda sangat sulit untuk diolah menjadi lebih baik.
Demoralisasi tersebut terjadi karena pendidikan agama, budi pekerti dan etika tata lakunya terabaikan. Terdapat pula pengaruh lain seperti sosialisasi tidak sempurna, dan subbudaya menyimpang. Pengaruh tersebut akan tetap mengakar dalam diri generasi muda apabila tetap tidak segera dievaluasi dan dipoles.

Virus Globalisasi dalam Perkembangan Moral Generasi Muda
Perkembangan globalisasi yang tidak seimbang ternyata menjadi faktor penting terjadinya demoralisasi. Hal tersebut dapat terjadi karena remaja merupakan usia yang paling mudah terpengaruh terhadap kondisi lingkungan sekitarnya, mereka sangat sensitif terhadap hal-hal baru yang dianggapnya akan membuat diri mereka terlihat lebih menarik. Mereka merasa sudah bukan anak-anak lagi sehingga mereka lebih condong untuk mengikuti emosi mereka. Virus globalisasi semakin menggerogoti moral dan nilai-nilai kesopanan bangsa Indonesia. Yang lebih parah adalah dalam prosesnya, pelaku tersebut moyoritas tidak menyadari tindakan tersebut sebagai tindakan negatif.
Keadaan lingkungan sekitar yang buruk sangat mempengaruhi seseorang untuk bertindak sesuai dengan perkembangan kondisi lingkungannya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa teman menjadi tempat yang sangat tepat untuk menggantungkan diri, karena tidak dipungkiri bahwa seorang teman lebih dipercaya daripada orang tua. Sehingga dalam hal ini, peran teman sangat mempengaruhi masalah moralitas individu tersebut. Arus globalisasi yang menggerogoti bangsa Indonesia seharusnya bisa disikapi dengan tindakan preventif dengan adanya sikap selektif terhadap derasnya globalisasi.
            Globalisasi sebenarnya tidak harus dianggap sebagai eksistensi yang negatif, karena keberadaan globalisasi itu sendiri tidak jarang memberikan kemajuan pada suatu masyarakat, mereka bisa lebih modern dengan penampilan yang selalu up to date seiring dengan pekembangan inovasi, kreasi, dan informasi yang mudah dijangkau.

Solusi Demoralisasi pada Generasi Muda                                                              
Pemuda memang salah satu bagian dari instrumen masyarakat yang memiliki keistimewaan, potensi, keunikan dan romantika yang membuatnya harus diberikan perhatian khusus. Begitu istimewa dan pentingnya peran pemuda pada perkembangan bangsa. Strategi mengatasi demoralisasi pada generasi muda di Indonesia harus benar-benar digalakkan. Langkah utama untuk meminimalisir demoralisasi tersebut tentunya berawal dari kemauan kuat dan kesadaran masing-masing dari kita untuk benar-benar menegakkan norma. Terdapat pula pendidikan formal, pendidikan tersebut mengutamakan bimbingan pembinaan dan perilaku konstruktif yang diiringi dengan pendidikan berkarakter ini untuk melatih integritas mental dan moral remaja menuju terbentuknya kekebalan dan ketahanan pribadi maupun sosial untuk menghadapi benturan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan remaja itu sendiri.
Lingkungan keluarga memberi andil yang sangat signifikan dan dominan dalam mendidik dan mengawasi perkembangan perilaku remaja. Maka dari itu sosialisasi moral dan etika sejak dini oleh keluarga sebaiknya lebih diprioritaskan dalam proses penyampaiannya. Sehingga tidak ada lagi istilah sosialisasi tidak sempurna.
Lingkungan pergaulan juga perlu diperhatikan, karena di sinilah faktor selektif remaja digalakkan. Oleh karenanya, lingkungan yang kondusif akan menciptakan nilai pergaulan positif. Dalam tindakan akhir pengentasan demoralisasi juga sangat dibutuhkan adanya penegakkan hukum yang harus ditegaskan agar dapat menjadi shock therapy bagi remaja tersebut.
Setiap kasus dan permasalahan yang terjadi selayaknya kita jadikan pelajaran berharga dalam menghadapi perkembangan perilaku manusia dan lingkungannya, kita seyogyanya memahami berbagai dampak yang akan ditimbulkan, jangan sampai kasus serupa yang menimpa orang lain akan terjadi di lain waktu pada kita. Sudah saatnya bagi generasi muda untuk bangkit dan introspeksi diri, mengingat sepenggal kalimat dari Bung Karno “100 orang hanya bermimpi, tetapi berikanlah aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan Formulir Komentar

 
back to top